Pages

Minggu, 08 November 2015

Pentingnya Mengkaji Ulang Kesalahan Dalam SEO

Setelah berkelana di Google Plus menemukan Postingan Juragan Cipir yang menguraikan tentang Kesalahan SEO Blogger Pemula yang Harus Dibenahi. baajei.blogspot.co.id merasa ini penting untuk di jadikan pertimbangan dalam mempelajari Seo Bloger. Untuk melengkapi artikel SEO di Baajei.blogspot.com kami kutip penjelasan dari Juragan cipir karena kami menganggap ini sangat penting dalam pengembaraan di dunia Blogger.

                                   
                                                                                       
Kesalahan SEO
Siapa sih di sini yang tidak mengetahui tentang SEO? Hampir semua blogger mengetahuinya, baik blogger pemula maupun yang sudah tingkat lanjut.
Mungkin Anda salah satu orang yang sudah melakukan berbagai teknik optimasi SEO, namun websitenya tetap tidak ada peningkatan, baik visitornya ataupun rankingnya di Google. Atau bahkan gara-gara optimasi SEO website Anda malah menurun rankingnya.
Mengapa demikian? Mungkin Anda menggunakan cara yang salah sehingga website Anda sulit bersaing dengan kompetitor lainnya. Oleh karenanya, berikut ini saya ulas beberapa kesalahan SEO yang dilakukan blogger pemula:

1. Tidak peduli dengan kualitas konten yang dibuat

Konten adalah raja, pastilah Anda sering mendengar istilah itu. Ada alasan tersendiri mengapa hadir kata-kata tersebut.
Artikel yang berkualitas akan membuat pengunjung betah, bila sudah enak membaca artikel yang Anda buat, bisa jadi ia akan kembali lagi membaca postingan lainnya, dan Anda akan memiliki ‘pelanggan’ baru.
Artikel yang berkualitas juga berpotensi mendapat backlink NATURAL, mau dong backlink natural?
Dan masih banyak lagi keuntungan artikel yang dibuat dengan ‘sepenuh hati’.

2. Backlink manual yang berlebihan

Backlink memang masih menjadi salah satu faktor terpenting untuk kemajuan website Anda, hal ini diklaim oleh banyak pakar SEO. Namun penanaman backlink yang berlebihan justru akan memberikan ‘penyakit’ terhadap website Anda, apalagi dalam jangka waktu yang singkat.
Mengapa demikian? Mesin pencari terutama Google sudah semakin ketat dalam melakukan selektif backlink. Google sudah bisa membedakan mana backlink yang dibuat secara manual dan mana yang benar-benar direkomendasikan orang lain.
Google masih menganggap wajar apabila Anda melakukan link building yang ramah. Namun bila sudah agresif, siap-siap Anda menerima hukuman dari Google. Bisa berupa deindex, sandbox, dan sebagainya.

3. Tidak mementingkan kualitas backlink

Masih membicarakan tentang backlink, namun dengan tema yang sedikit berbeda.
Ketika Anda mencari backlink, jangan mengharapkan jumlahnya saja, tapi perhatikan juga KUALITASNYA.
“Ah dari tadi bicarain kualitas mulu, memangnya seperti apa sih backlink yang berkualitas?”
Backlink yang berkualitas itu seperti ini:
  • Didapat dari hasil rekomendasi orang lain.
  • Backlinknya didapat dari website yang relevan (memiliki topik yang sama).
  • Dari website yang terkenal.
  • Dipasang pada bagian artikel, bukan di komentar, sidebar, dan sebagainya.
  • Memiliki anchor text yang tepat.
  • Dari website yang memiliki PA, DA, dan PR yang tinggi.
Apakah hanya itu saja? Tentu tidak lah…
Banyak sekali faktor-faktor backlink berkualitas, ke-6 di atas hanya sebagian saja. Masih ada puluhan atau bahkan ratusan faktor yang memengaruhi kualitas backlink. Silakan Anda pelajari sendiri.

4. Mementingkan desain website

Penting nggak sih desain website? Penting juga, karena desain website yang terlalu sederhana bisa membuat pengunjung bosan dan tidak ingin melihat website tersebut untuk yang kedua kalinya.
Tapi masih ingat, sesuatu yang berlebihan tidak akan pernah menjadi baik. Kalau desainnya berlebihan bisa membuat loading website Anda lambat untuk diakses lho…
Pada dasarnya pengunjung hanya membutuhkan tiga fitur dari template Anda, yakni mobile-friendly, mudah diakses, dan loadingnya cepat.
Contoh template yang memiliki ketiganya  seperti blog yang sedang Anda lihat.

5. Over SEO-onpage

Pernahkah Anda menjumpai artikel dari website yang isinya penuh dengan kata kata kunci? Keyword di mana-mana, di bagian pembuka, isi, penutup, atau menumpuknya pada bagian hashtag. Akrab disebut juga sebagai keyword stuffing.
Contohnya seperti pada gambar di bawah ini:
Contoh artikel dengan keyword berlebihan
Artikel keyword stuffing
Apakah enak membaca artikel seperti itu? Pengunjung datang untuk mencari informasi, namun apa jadinya bila artikelnya dibuat seperti itu?
Jangan ikuti seperti di atas, hal ini tidak baik untuk website Anda. Biasanya sih, langsung dihajar sama mbah Google beberapa waktu kemudian, hehehe…

6. Percaya sepenuhnya dengan skor SEO dari tool

Beberapa diantara Anda mungkin pernah mengecek apakah website-nya sudah SEO atau belum di tool-tool gratisan. Contohnya seperti yang sekarang-sekarang ini sedang populer; Chkme.com
Dan sering muncul pertanyaan seperti ini “Skor SEO saya sudah 100%, tapi kok nggak muncul di halaman pertama Google?”
Ya jelas nggak muncul. Perlu diketahui bahwa Google menilai lebih dari 200 faktor SEO. Sedangkan Chkme.com atau tool lainnya hanya mengecek 5-10 faktor saja. Jadi hampir percuma mengeceknya.
Terima Kasih saya haturkan pada juragan cipir yang telah memberi ilmunya.

0 komentar:

Posting Komentar